Thursday, April 30, 2020

Kebaikan berbagi based on true story

Hai Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Setelah blog ini sempat pasif-hiatus bahkan dilupakan oleh ownernya wkwkw, sampai sekarang ownernya sudah menjadi mahasiswa, aku akan mencoba menulis blog kembali tetapi untuk kali ini adalah kisah orisinilku sendiri atau yang aku alamin. Kali ini aku akan menceritakan kisah teman kampusku sendiri, yang kiranya mungkin bisa menginspirasi teman-teman semua untuk memulai kebaikan berbagi dalam hal sekecil apapun. Oke, mari kita mulai.


Sebelumnya perkenalkan terlebih dahulu, namaku Wanella mahasiswa manajemen hutan semester 4, fakultas kehutanan, IPB University di Dramaga, Bogor. Aku juga berasal dari Bogor. Nah temanku ini, dia anak rantau yang berasal dari Sumatera.

Kami bisa dibilang akrab, aku sering banget ngerepotin dia untuk nemenin aku yang lagi banyak mau, minta jemput ke kos kalau aku lagi mager (malas gerak) bawa motor ke kampus, sampai pernah malem-malem aku pulang dari kampus dan motorku mogok wkwk, dia juga yang aku telepon, aku repotin dan nganter sampai ke kos aku. Memang dasar anaknya baik, tidak hanya ke aku, melainkan juga ke orang disekitarnya.

Sampai pada waktunya, dia yang minta aku untuk nemenin dia ke luar kampus. Ternyata rencananya adalah dia mau bagi-bagi nasi bungkusan ke sekitar luar kampus. Gak ada angin, hujan, atau perayaan syukur karena sesuatu, tapi karena dia mau saja gitu melakukan itu. Jujur kupikir emang ini lagi bulan puasa ya? Hahaha. Ya sudah deh sore banget waktu itu hampir mau maghrib kelas terakhir kami selesai, aku berkesempatan untuk nemenin dia bagi-bagi nasi ke sekitar luar kampus.

Akhirnya sore tiba, motorku ditinggal di kampus dan kami pergi menggunakan motornya. Sebelum bagi-bagi nasi, kami sempat mampir ke rumah makan padang untuk membeli nasi bungkusnya. Tidak banyak, dia hanya membeli 5 nasi bungkus. Aku menggunakan kata “dia” karena memang hanya dia pelaku kebajikan ini, sedangkan aku hanya menemaninya saja.

Selesai nih beli bungkusannya, selanjutnya kita mengarah ke jalan yang mengarah ke jalan raya. Kalau readers tahu tentang letak IPB, ada jalan dari Balebak ke arah Duta Berlian, nah sepanjang jalan itu di sebelah kanannya ada bang pembuangan sampah. Ibarat sedang menunaikan zakat, kami mencari orang-orang yang kiranya mustahik di sekitar pinggir jalan.

Kami sempat pesimis karena selama di jalan belum ketemu orang yang sekiranya membutuhkan. Sampai akhirnya kami bertemu dengan bapak-bapak yang sedang mengayak sampah di bang pembuangan sampah tersebut. Kami berhenti dan dia segera membagikan nasi bungkusan tersebut ke kedua bapak tersebut. Ternyata tidak hanya mereka, di tempat atasnya ada lagi sekitar 3-4 orang juga yang sekiranya membutuhkan, jadi dapat disimpulkan bahwa ternyata nasi yang kami bawa ternyata kurang, tetapi alhamdulillah habis.

Aku juga tidak bisa nyebut namanya di sini, jadi mari panggil saja dia anonim hehe. Mari hargai kebaikannya, semoga cerita singkat ini bukan buat jadi ajang kesombongan tetapi saling mengingatkan bahwa selalu ada hal yang bisa kita lakukan sekecil apapun. Mari lebih dibuka matanya untuk melihat di sekitar kita, kayak aku misal yang terbuka dengan kejadian ini.

Tidak ada kata terlambat, status pun bukan jadi penghalang untuk melakukan kebaikan. Kebaikan berbagi dapat dilakukan oleh siapa saja dan dalam hal sekecil apapun. Kami mahasiswa, bukan kuantitas berapa banyaknya yang bisa diberikan, tetapi setulus apa kita memberi kepada yang membutuhkan. Semoga kisah ini bisa menginspirasi teman-teman semua lainnya.

Aku selaku penulis, meminta maaf jika ada salah kata atau penyebutan yang tidak sengaja aku lakukan. Semoga yang baiknya dapat diambil hikmahnya dan segala salah dimaafkan.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.